Senin, 22 Februari 2016

BIOGRAFI IMAM QIRAAT (IMAM NAFI)

Biografi singkat Imam Nafi’ al-Madani

Cermin bagi penghafal al-Quran

Nama lengkap beliau Nafi’ bin Abdurrahman bin Abi Nu’aim.

Imam Madinah ini dilahirkan pada tahun tujuh puluhan hijriyah dan meninggal pada tahun 169 H.

Beliau merupakan salah satu pakar Qiraat Asyrah dan menjadi urutan pertama di antara pakar qiraat lainnya.

Hal ini sudah menjadi mufakat ulama’ menempatkan beliau pada urutan pertama,

Karena diantara alasanya yaitu disebabkan tempat mengajar beliau di Madinah.

Oleh karena itu, jika kita hendak membaca jamak (menggabungkan bacaan Qiraat Asyrah) tentu bacaan beliau kita dahulukan yang diriwayatkan oleh Imam Qolun.

Walau beliau sering disebut dengan imam Madinah atau qori’ Madinah,

 Namun sebenarnya beliau berasal dari Asbahan, yang bercirikan kulit hitam legam.

Sifat budi pekerti yang halus, aura wajahnya yang menawan dan berwibawa terpancar dari sang qori’ ini.

Beliau belajar qiraat kepada tujuh puluh tabi’in.

Di antaranya:
1. Imam Abi Jakfar, imam qiraat ke delapan, Syaibah bin Nashoh,
2. Muslim bin Jundab,
Yazid bin Ruman,
3. Muhammad bin Muslim bin Shihab al-Zuhri,
4. Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj.
Dll.

Pengabdian beliau mengajarkan al-Quran beserta qiraatnya lebih dari tujuh puluh tahun.

Siang dan malam hanya di isi oleh kegiatan mengajar al-Qur’an beserta qiraatnya.

Tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali selalu bersama kalam Tuhannya.

Di samping beliau lanyah dalam bidang qiraat,

Sang imam ini juga sangat mahir dalam bidang lainnya.

Pada era ini, beliaulah seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi para penghafal al-Quran (Hamil al-Quran).

Beliau tidak timpang sebelah dalam segi intektualitasnya;

tidak hanya tabahhur dalam kajian ilmu qiraat saja, tetapi jauh lebih itu beliau juga pandai dalam bidang gramatikal bahasa arab, ulum al-Quran dan yang lainnya.

Sementara itu, belakangan ini banyak para penghafal al-Quran yang merasa cukup dengan hafalannya saja; tidak mempelajari ilmu lainnya yang berhubungan dengan al-Quran,

misalnya Ulum al-Quran, Tafsir al-Quran dll. Sehingga banyak sekali para penghafal yang masih kurang mahir dengan pemahaman tentang kandungan al-Quran khususnya dan pemahaman agama umumnya.

Padahal, alangkah indahnya jika selain bisa hafal al-Quran juga bisa memahami isi kandungannya. Semoga kita termasuk Hamil al-Quran dan memahami isi kandungannya. Amin.

Diriwayatkan dari imam malik bahwa bacaan ahli Madinah adalah sunnah, artinya bacaan yang dipilih. Selain itu, beliau punya keistimewaan atau yang lebih akrab disebut karamat yaitu bau harum yang keluar dari lisannya.

Sebagaimana diceritakan bahwa jika beliau ngendikoakan tercium bau harum minyak Misk yang keluar dari lisannya. Ketika ditanyakan:kepada beliau Apakah Jenenganmemakai pengharum jika hendak mengajar?

Beliaupun menjawab: aku tidak pernah mendekati minyak pengharum apalagi menyentuhnya, tapi aku telah bermimpi bertemu dengan Nabi Muahmmad SAW. dan beliau membacakan al-Quran persis di depan lisanku. Sejak saat itulah keluar bau harum dari lisanku.

Karena kezuhudan dan kemahirannya dalam bidang qiraat, nama beliau melambung hingga ke dunia islam. Maka tidak sedikit orang-orang yang haus akan ilmu al-Quran dan qiraatnya berbondong-bondong meninggalkan negerinya menuju kota Madinah al-Munawarah, demi meneguk lautan Ilmu Qiraat kepada imam keturunan Asbahan ini, termasuk di antarnya:

Imam Malik bin Anas dan Imam Laits bin Sa’ad, Abi Amr bin al-Ala’, Musabbi, Isa bin Wardan, Sulaiman bin Muslim bin Jammaz dan kedua anak imam Jakfar yazid al-Qo’qo’, Ismail dan Ya’kub.

Namun, dari nama-nama muridnya di atas hanya ada dua nama yang paling terkenal dan menjadi perawi imam Nafi’. Yaitu Imam Qolun dan Warsy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar