Selasa, 23 Februari 2016

BIOGRAFI IMAM QIRAAT (ABU AMR)


Biografi Imam Qiraat ABu Amr ini merupakan  salah satu Imam Qiraat Sab'ah,

Nama lengkapnya adalah Zabban bin Ala' bin Ammar,

ia lahir di kota mekkah pada tahun 68 H. Imam Abu Amr kemudian merantau ke daerah dan mengajar Al-Quran di sana.

 Setelah itu pindah ke Kuffah hingga wafatnya pada tahun 154 H.

Ia terkenal sebagai salah seorang yang sangat mengerti tentang Al-Quran serta terkenal jujur.

Seorang ulama besar Sufyan bin Uyainah pernah bercerita bahwa ia pernah bermimpi bertemu Rasulullah saw dan bertanya bahwa orang banyak berselisih Qiraat, mana Qiraat yang patut diikuti, Rasulullah menjawab bacalah menurut Qiraat Abu Amr.

Adapun sanad yang dimiliki Abu Amr adalah sebagai berikut: ia membaca dari beberapa guru diantaranya Abu Ja'far Yazid bin Qo'qo dan Hasan Al Bashriy.

Hasan membaca dari Khuton ABu ALiyah.Abu Aliyah mendapat bacaan dari Umar Bin KHaththab dan Ubay bin Ka'ab. Kemudian kedua sahabat ini mendapat bacaan dari Rasulullah saw.Dua orang perawinya adalah :

a. Dury
Nama lengkapnya adalah ABu Amr Hafs bin Umar bin ABdul Aziz yang populer dengan julukan Dury,

Dury terkenal sebagai ulama Qiraat pada masanya di samping terkenal sebagai orang pertama yang mengumpulkan Qiraat-qiraat.

Dia mengajar dan wafat di kota Bahgdad pada tahun 246 H.

b. Susy
Nama lengkapnya adalah ABu Syuaib Sholeh bin Ziyad bin ABdullah bin As-Susy di kota Bashrah tempat ia menetap dan wafat. ia terkenal sebagai qori' yang baik dan kuat ingatannya. Susy wafat pada tahun 261 H

Senin, 22 Februari 2016

BIOGRAFI IMAM QIRAAT (IBN KATSIR)

Abdullah bin Katsir, Pemimpin Ahli Qira'at

Dia dilahirkan di Makkah pada tahun 45 H.

Dalam perjalanan hidupnya dia pernah menjadi seorang budak pada Amr bin Alqamah al-Kinani sebagai keturunan Persia yang dikirimkan menuju Yaman melalui laut ketika penguasa Habasyah mengusirnya.

Abdullah bin Katsir mempelajari ilmu qira'at kepada Mujahid bin Jabar yang berguru kepada Ibnu Abbas. Sedangkan Ibnu Abbas sendiri berguru kepada Ubay bin Ka'ab.

Abdullah bin Katsir senantiasa menjaga penampilan dan kebersihan diri.

Diantara kebiasaannya, beliau selalu memakai wewangian dalam berbagai kesempatan.

Ia merupakan syaikh, qadhi (hakim) dan imam qira'at di Makkah.

Ulama qira'at yang termasuk pada generasi tabiin ini memiliki nama belakang 'ad-Dari'.

Nama tersebut berhubungan dengan nama seorang sahabat bernama Tamim ad-Dari dan juga berhubungan dengan minyak wangi.

Diriwayatkan, Ibnu Katsir merupakan sosok yang selalu taat kepada guru dan tak pernah menyelisihi ilmunya.

Dengan demikian, ia tak pernah berbeda pendapat dengan Mujahid bin Jabar mengenai ilmu qira'at.

Abdullah bin  Katsir menyatakan,
Mujahid merupakan guru yang bijak dan cermat dalam memandang setiap perdebatan yang terjadi diantara para ahli qira'at.

Bagi Mujahid, Abdullah bin Katsir merupakan muridnya yang utama.

Betapa tidak, suatu saat Mujahid pernah mengatakan, "Penduduk Makkah terkadang tidak sepakat dengan metode bacaan Ibnu Muhaisin,

namun mereka sepakat dengan metode bacaan Abdullah bin Katsir."

Meski hanya seorang budak, Abdullah bin Katsir merupakan tabi'in yang memiliki kualifikasi keilmuan cukup mumpuni.

Tak pelak lagi, dengan keilmuannya yang bermanfaat bagi bangsa Arab dan umat Islam keseluruhan,

Abdullah bin Katsir adalah ulama besar dalam bidang bacaan al-Qura'an.

Terbukti, banyak ulama-ulama terkenal lainnya yang belajar ilmu qira'at kepada Abdullah bin Katsir.

Sebut saja,
1. Abu Amr al-A'la, al-Khalil bin Ahmad,
2. Imam Syafii dan yang lainnya.

Ditambah lagi, beliau bertemu dengan generasi sahabat seperti Abdullah bin az-Zubair, Abu Ayyub al-Anshari, Anas bin Malik, dan sebagainya.

Bahkan Abu Amr bin al-A'la, tabi'in lainnya yang juga pakar dalam qira'at dan pernah belajar membaca al-Qur'an kepada Abdullah bin Katsir, menjadikan Ibnu Katsir sebagai guru utamanya.

Abu Amr bin al-A'la mengakui Ibnu Katsir sebagai guru para qari (pembaca al-Qur'an) di Makkah dan menjadikannya sebagai hakim para tabi'in.

Abu Amr bin al-A'la menyatakan, ditengah banyaknya sosok yang mumpuni dalam bidang qira'at,

Abdullah bin Katsir sanggup tampil sebagai pemimpin para qari di Makkah. Ini mengingat, beliau hidup semasa dengan banyak tokoh yang mengkonsentrasikan diri pada ilmu qira'at.

Hampir seluruh tokoh tersebut mempelajari dan memperbaiki bacaan al-Qur'an disetiap waktu.

Diantara nama-nama tokoh itu adalah Muhammad bin Abdurrahman bin Muhaishin as-Sahmi, salah seorang dari empat belas pakar qira'at Makkah.

Tokoh yang wafat pada 123 H ini merupakan sahabat dekat Abdullah bin Katsir.

Abdullah bin Katsir mengembangkan beberapa prinsip yang dijalankan dalam membaca al-Qur'an yang sejalan dengan sunnah Rasulullah saw.

Diantaranya, pertama, beliau selalu membaca basmallah dalam setiap awal surat, kecuali surat Al-Anfal dan surat at-Taubah.

Keharusan ini juga dilakukan Qalun, seorang  qari dan pakar ilmu Nahwu dari Madinah yang merupakan salah seorang dari tujuh ulama qira'at terkenal.

Kedua, membaca mad munfashil dengan pendek dan mad muttashil dengan kecepatan sedang. Hal ini disepakati ulama tanpa ada perbedaan.

Ketiga, membaca ringan hamzah (tanda baca) yang bertemu dalam satu kata tanpa memasukkan alif diantara keduanya.

Untuk menggambarkan keutamaan Ibnu Katsir, sangat tepat penjelasan Sufyan bin Uyainah bahwa di Makkah tidak ada yang lebih bagus bacaan al-Qura'an melebihi dia.

Jarir bin Hazim berkata tentang Ibnu Katsir, "Dia adalah orang yang fasih membaca al-Qur'an."

Pada perkembangan selanjutnya, buah dari keilmuan tinggi dan pengakuan banyak orang, tak sedikit yang berguru pada Abdullah bin Katsir.

Tak heran jika dikemudian hari, madrasah dan metode qira'atnya berhasil melahirkan dua muridnya yang terkenal, al-Bazzi dan Qunbul. Al-Bazzi lahir pada 170 H, yaitu 50 tahun setelah wafatnya Abdullah bin Katsir di Makkah pada tahun 120 H.
Allah yarham

BIOGRAFI IMAM QIRAAT (IMAM NAFI)

Biografi singkat Imam Nafi’ al-Madani

Cermin bagi penghafal al-Quran

Nama lengkap beliau Nafi’ bin Abdurrahman bin Abi Nu’aim.

Imam Madinah ini dilahirkan pada tahun tujuh puluhan hijriyah dan meninggal pada tahun 169 H.

Beliau merupakan salah satu pakar Qiraat Asyrah dan menjadi urutan pertama di antara pakar qiraat lainnya.

Hal ini sudah menjadi mufakat ulama’ menempatkan beliau pada urutan pertama,

Karena diantara alasanya yaitu disebabkan tempat mengajar beliau di Madinah.

Oleh karena itu, jika kita hendak membaca jamak (menggabungkan bacaan Qiraat Asyrah) tentu bacaan beliau kita dahulukan yang diriwayatkan oleh Imam Qolun.

Walau beliau sering disebut dengan imam Madinah atau qori’ Madinah,

 Namun sebenarnya beliau berasal dari Asbahan, yang bercirikan kulit hitam legam.

Sifat budi pekerti yang halus, aura wajahnya yang menawan dan berwibawa terpancar dari sang qori’ ini.

Beliau belajar qiraat kepada tujuh puluh tabi’in.

Di antaranya:
1. Imam Abi Jakfar, imam qiraat ke delapan, Syaibah bin Nashoh,
2. Muslim bin Jundab,
Yazid bin Ruman,
3. Muhammad bin Muslim bin Shihab al-Zuhri,
4. Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj.
Dll.

Pengabdian beliau mengajarkan al-Quran beserta qiraatnya lebih dari tujuh puluh tahun.

Siang dan malam hanya di isi oleh kegiatan mengajar al-Qur’an beserta qiraatnya.

Tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali selalu bersama kalam Tuhannya.

Di samping beliau lanyah dalam bidang qiraat,

Sang imam ini juga sangat mahir dalam bidang lainnya.

Pada era ini, beliaulah seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi para penghafal al-Quran (Hamil al-Quran).

Beliau tidak timpang sebelah dalam segi intektualitasnya;

tidak hanya tabahhur dalam kajian ilmu qiraat saja, tetapi jauh lebih itu beliau juga pandai dalam bidang gramatikal bahasa arab, ulum al-Quran dan yang lainnya.

Sementara itu, belakangan ini banyak para penghafal al-Quran yang merasa cukup dengan hafalannya saja; tidak mempelajari ilmu lainnya yang berhubungan dengan al-Quran,

misalnya Ulum al-Quran, Tafsir al-Quran dll. Sehingga banyak sekali para penghafal yang masih kurang mahir dengan pemahaman tentang kandungan al-Quran khususnya dan pemahaman agama umumnya.

Padahal, alangkah indahnya jika selain bisa hafal al-Quran juga bisa memahami isi kandungannya. Semoga kita termasuk Hamil al-Quran dan memahami isi kandungannya. Amin.

Diriwayatkan dari imam malik bahwa bacaan ahli Madinah adalah sunnah, artinya bacaan yang dipilih. Selain itu, beliau punya keistimewaan atau yang lebih akrab disebut karamat yaitu bau harum yang keluar dari lisannya.

Sebagaimana diceritakan bahwa jika beliau ngendikoakan tercium bau harum minyak Misk yang keluar dari lisannya. Ketika ditanyakan:kepada beliau Apakah Jenenganmemakai pengharum jika hendak mengajar?

Beliaupun menjawab: aku tidak pernah mendekati minyak pengharum apalagi menyentuhnya, tapi aku telah bermimpi bertemu dengan Nabi Muahmmad SAW. dan beliau membacakan al-Quran persis di depan lisanku. Sejak saat itulah keluar bau harum dari lisanku.

Karena kezuhudan dan kemahirannya dalam bidang qiraat, nama beliau melambung hingga ke dunia islam. Maka tidak sedikit orang-orang yang haus akan ilmu al-Quran dan qiraatnya berbondong-bondong meninggalkan negerinya menuju kota Madinah al-Munawarah, demi meneguk lautan Ilmu Qiraat kepada imam keturunan Asbahan ini, termasuk di antarnya:

Imam Malik bin Anas dan Imam Laits bin Sa’ad, Abi Amr bin al-Ala’, Musabbi, Isa bin Wardan, Sulaiman bin Muslim bin Jammaz dan kedua anak imam Jakfar yazid al-Qo’qo’, Ismail dan Ya’kub.

Namun, dari nama-nama muridnya di atas hanya ada dua nama yang paling terkenal dan menjadi perawi imam Nafi’. Yaitu Imam Qolun dan Warsy