اليكم بقية القصيدة
قصيدةِ البُردةِ المباركةِ كاملةً
للإمام شرف الدين أبي عبد الله محمد بن سعيد البوصيري
للإمام شرف الدين أبي عبد الله محمد بن سعيد البوصيري
مَزَجْتَ دَمعــا جرى مِن مُقلَةٍبِدَمِ* أمِنْ تَــذَكِّرِ جيرانٍ بــذي
سَــلَمِ
Apakah karena ingat tetangga di negeri dzisalam sana
Engkau deraikan air mata bercampur darah duka
وأومَضَ البرقُ في الظَّلمـاءِ مِن اِضَمِ* أَم هَبَّتِ الريحُ مِن تلقــاءِكــاظِمَةٍ
Ataukah karena hembusan angin terarah lurus
dari jalan kadhimah
Dan kilatan cahaya gulita malam dari
kedalaman jurang idham
وما لقلبِكَ اِن قلتَ اسـتَفِقْ يَهِــمِ* فـما لِعَينـيك اِن قُلتَ اكْفُفَـاهَمَـتَا
Kenapa kedua matamu tetap menetaskan
air mata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya
Dan kenapa hatimu senantiasa gundah
gulana padahal engkau telah menghiburnya
ما بينَ منسَــجِمٍ منه ومُضْـطَـرِمِ* أيحَســب الصَبُّ أنَّ الحبَّ مُنكَتِــمٌ
Apakah orang yg dimabuk cinta menyangka
bahwa api cinta dapat ditutupi nyalanya
Di antara tetesan airmata dan hati yang
terbakar membara
ولا أَرِقْتَ لِــذِكْرِ البـانِ والعَلَـمِ* لولا الهوى لم تُرِقْ دمعـــا على طَلِلِ
Andaikan tak ada cinta yg menggores
kalbu tak mungkin engkau mencucurkan air matamu
Meratapi puing-puing kenangan masa lalu
berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu
به عليـك عُدولُ الدمـعِ والسَّـقَمِ* فكيفَ تُنْكِـرُ حبا بعدمـاشَــهِدَت
Bagaimana kau dapat mengingkari cinta
sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit
amat sengsara
مثلَ البَهَـارِ على خَدَّيـك والعَنَـمِ* وأثبَتَ الـوَجْدُ خَـطَّي عَبْرَةٍوضَـنَى
Duka nestapa telah membentuk dua
garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya
Bagai mawar kuning dan merah yang
melekat pada pipi dua
والحُبُّ يعتَـرِضُ اللَـذَاتِ باْلأَلَـمِ* نَعَم سـرى طيفُ مَن أهـوى فـأَرَّقَنِي
Memang benar bayangan orang yang
kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang
bagi sempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita
مِنِّي اليـك ولَو أنْصَفْـتَ لَم تَلُـمِ* يــا لائِمي في الهوى العُذْرِيِّ مَعـذرَة
Wahai pencaci derita cinta udzrahku
kata maaf kusampaikan padamu
Aku yakin andai kau rasakan derita
cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki
عن الوُشــاةِ ولا دائي بمُنحَسِــمِ* عَدَتْـــكَ حالي لا سِـرِّي بمُسْـتَتِرٍ
Keadaanku telah sampai padamu tiada
lagi rahasiaku yang tersimpan darimu
Dari orang yang suka mengadu domba dan
derita cintaku tiada kunjung sirna
اِنَّ المُحِبَّ عَنِ العُــذَّالِ في صَمَـمِ* مَحَّضْتَنِي النُّصْحَ لكِنْ لَســتُ أسمَعُهُ
Engkau begitu ikhlas memberi nasehat
diriku tetapi aku tak mampu mendengarkan saran itu
Karena sesungguhnya orang yang dimabuk
cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela
والشَّـيْبُ أبعَـدُ في نُصْحٍ عَنِ التُّهَمِ * اِنِّي اتَّهَمْتُ نصيحَ الشَّـيْبِ فِي عَذَلِي
Sungguh aku curiga pada uban pemberi
saran curiga pada saran yang disampaikan
Padahal uban di kepala dalam memberi
saran jauh dari hal-hal yang mencurigakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar